JAYAPURA | Pemerintah Provinsi Papua dan DPR Papua, Senin 15 Juli 2024 menggelar Rapat Anggaran yang dihadiri Tim Banggar DPR dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Papua. Dalam rapat tersebut disepakati alokasi dana untuk kontingen Papua dalam keikutsertaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI sebesar Rp35 milliar.
Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw (JBR), SE dalam keterangannya kepada pers menengaskan dewan konsisten mendukung para atlet untuk bertanding di PON XXI Aceh-Sumatera Utara. “DPRP konsisten ingin semua atlet Papua bisa ikut PON XXI di Aceh dan Sumut,”tegas Jhon.
“Rapat tadi dengan TAPD, kita sepakati tetap berangkatkan kontingen Papua ikut PON XXI di Aceh dan Sumut. Dalam usulan tadi Rp 35 miliar yang telah dibahas pihak eksekutif dalam hal ini Dinas Olahraga dan Pemuda bersama KONI,”ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa dengan alokasi tersebut, DPR Papua masih akan menggelar rapat dengan eksekutif bersama KONI Papua untuk membahas secara detail kebutuhan anggaran bagi kontingen PON. “Kita akan bertemu kembali dalam rapat pada Jumat nanti,” kata Jhony.
Menurut JBR, pembahasan lanjutan untuk membahas lebih detail dan teknis terkait persiapan para atlet yang bertanding nanti. Pasalnya, dengan alokasi tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan peralatan atlet yang akan berlomba di PON XXI.
Ia mencontohkan beberapa cabang olahraga (Cabor) harus dilengkapi dengan peralatan tanding yang memenuhi standar dalam PON. Misalnya, misalnya untuk Cabor Selam, Menembak dan cabor-cabor lainnya.
“Menurutnya kami anggaran untuk peralatan itu belum cukup. Hal ini harus dilihat. Misalnya sepatu bertanding, ini semua belum masuk, termasuk cabor menembak belum masuk untuk pembelian amunisi dan termasuk peralatan dari cabor-cabor lainnya,”ujarnya.
Ketua DPRP mengingatkan dalam ajang PON seluruh peralatan harus sesuai standard. Jadi atlet Papua tak hanya berangkat begitu saja ke Aceh dan Sumut tetap harus diperlengkapi dengan peralatan yang memadai dan sesuai standart.
Contoh konkret lainnya, kata Jhony, seperti Cabor Hocky ternyata lapangan pada PON XXI memakai rumput alami dan bukan lapangan karpet sintetis, sehingga penggunaan sepatu atlet harus berubah.
“Ini tentu harus penyesuaian dan beli sepatu yang standar dengan kondisi lapangan. Pertanyaannya apa itu sudah masuk dalam anggaran yang diusulkan atau belum? Kalau belum ya kita minta dilihat kembali. Itu hal teknis, maka kita kembalikan ke KONI dan Disorda membicarakan itu,” tandasnya.
“Jangan sampai kontingen Papua bisa berangkat mengikuti PON XXI di Aceh dan Sumut, namun ketika akan bertanding justru tidak bisa bertanding akibat peralatan tidak memenuhi standar dan memadai,”tegas Jhohny.
Ketua DPRP mengatakan dengan kondisi tersebut, DPRP membahas kembali dengan pihak eksekutif dan KONI Papua. Apalagi dana Rp35 milliar tersebut, belum termasuk bonus bagi atlet yang berprestasi.”Alokasi untuk Bonus bagi atlet berprestasi belum ada. Kita belum lihat itu, makanya akan dibahas lagi,”tandasya.
Untuk diketahui Dalam rapat paripurna DPR Papua, Kamis, 13 Juni 2024, Badan Anggaran DPR Papua meminta agar Gubernur Papua mensupport pendanaan bagi kontingen Papua pada PON XXI Aceh dan Sumatera Utara sebesar Rp120 milliar.
Pelapor Badan Anggaran DPR Papua, Ir H Junaedi Rahim menyebutkan alokasi dana tersebut menindaklanjuti Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 900.1.1/2284/SJ tanggal 15 Mei 2024 terkait Dukungan Anggaran Biaya Akomodasi Atlet dan Official Peserta Daerah dan hasil pertemuan seluruh pimpinan kontingen (Chef de Mission Meeting).
Dikatakan, dalam rangka mendukung penyelenggaraan PON XXI Aceh dan Sumatera Utara tahun 2024 khususnya biaya akomodasi (konsumsi, penginapan dan transportasi), atlet dan official peserta daerah, maka masing-masing Pemerintah Provinsi wajib mengalokasikan anggaran dalam APBD tahun anggaran 2024.
Selain itu, Banggar DPR Papua menegaskan bahwa kepesertaan Provinsi Papua pada PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara ini, menyangkut harkat dan martabat orang Papua.
Ditambahkan, sukses penyelenggaraan dan prestasi pada PON XX di Provinsi Papua tahun 2021 sebagai tuan rumah, maka selayaknya hal tersebut khususnya sukses prestasi terulang diujung barat Indonesia sehingga tidak ada istilah Papua jago kandang.
Editor | RAMBAT SRI | HANS AL