JAKARTA | Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan sebanyak total 25 ton bantuan disalurkan untuk masyarakat terdampak kekeringan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi Kabupaten Puncak Papua Tengah.
Kemensos juga menyiapkan lumbung sosial sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan masyarakat setempat untuk jangka panjang.
Mensos menyatakan, total bantuan 25 ton merupakan akumulasi dari bantuan Kemensos 15,1 ton, dari Panglima TNI 8 ton, dari PT Freeport lebih dari 2 ton. Mensos menjelaskan penanganan bencana secara bersama dengan berbagai pihak.
“Kami tidak bisa sendiri, kami dibantu TNI, para rohaniawan di daerah sana. Saya dapat kabar Sabtu (22/7). Saat itu sudah sore,” kata Mensos di Kantor Kemensos RI, Jl Salemba Nomor 28, Kamis (3/8).
Saat itu Mensos langsung mengirim bantuan dari gudang di Jayapura ke Timika dengan pesawat cargo keesokan harinya, Minggu (23/7). Sedangkan logistik dari Jakarta diterbangkan pada Senin (24/7) dengan bantuan pesawat hercules milik TNI AU. Mensos mengakui 50% pengangkutan bantuan dibantu TNI AU, termasuk penerbangan bantuan dari Timika ke Lapangan Sinak yang dilakukan dalam beberapa tahap.
Rencana pendaratan bantuan langsung ke Bandara Agandugume tidak bisa dilakukan karena sedang dalam perbaikan. Opsi terdekat di Lapangan Sinak, ternyata akses warga jauh dan sulit. Mereka harus berjalan kaki dua hari satu malam untuk mencapai Lapangan Sinak. Awalnya Mensos keberatan, tetapi setelah berdiskusi dengan pendeta akhirnya opsi ini diambil.
“Saya mau kirim motor trail listrik. Udah siap mau kita bagikan, tapi nggak ada jalan,” kata Mensos saat menjelaskan sulitnya medan dan akses dalam penyaluran bantuan.
Selama perjalanan, warga mendapat bantuan dari warga lain. Di Distrik Oneri , warga penerima bantuan diberikan tempat untuk beristirahat dan makan.
“Jadi semangat kesetiakawanan sosial di Papua betul-betul tampak. Jadi kalau dapat bantuan ini tidak hanya untuk saya sendiri,” kata Pelaksana Tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, Adrianus Alla.
Mensos mengkonfirmasi penyaluran berlangsung aman dan kondusif. Walaupun awalnya ada kekhawatiran soal resiko keamanan, namun Mensos berkomunikasi dengan tokoh agama agar penyaluran dapat segera dilaksanakan.
Kejadian kekeringan di Kabupaten Puncak merupakan siklus tahunan, untuk itu Mensos mematangkan rencana pendirian lumbung sosial. Lumbung sosial di Kabupaten Puncak akan berbeda dengan lumbung sosial di daerah lain karena kondisi topografi, cuaca dan budaya.
“Ini yang kita lagi pikirkan karena kondisinya berbeda dengan wilayah lain di Indonesia yang tadi saya sampaikan kondisinya sampe minus,” ujar Mensos dalam press realesenya.
Lumbung sosial diharapkan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat setempat. Untuk itu, Mensos menuturkan Kemensos akan melibatkan pihak gereja sekaligus melakukan survei langsung ke lokasi setelah musim dingin selesai. Berdasarkan komunikasi awal, tanaman yang paling cocok adalah umbi-umbian karena lebih tahan lama dibandingkan beras. Selain itu, asupan protein hewani juga menjadi perhatian Mensos.(RED/RL)