JAYAPURA | Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Indonesia untuk segera membentuk tim investigasi guna menyelidiki kasus kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah, pekan lalu.
Permintaan disampaikan Direktur LBH Papua, Emanuel Gobay,S.H.,MH di Jayapura, Rabu, 19 Juli 2023.
“LBH meminta Ketua Komnas HAM Republik Indonesia segera membentuk Tim Investigasi dan diturunkan ke Kabupaten Dogiyai untuk menjakankan tugas penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa tersebut,”pinta Emanuel.
LBH juga meminta Kapolda Papua melaporkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh pejabat utama Kepolisian Daerah (Polda) Papua yang diturunkan untuk menyelidiki peristiwa dan segera memproses hukum oknum pelaku penyalahgunaan senjata api sebagaimana UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 yang menewaskan Yakobus Pekey (20), Stepanus Pigome (19) dan Yosua Keiya pada tanggal 13 Juli 2023 di Kabupaten Dogiyai Kabupaten Dogiyai;
“Kepada Pemerintah Kabupaten Dogiyai segera memberikan kompensasi kepada Masyarakat Sipil yang rumahnya terbakar dalam Insiden Tanggal 13 Juli 2023 di Kabupaten Dogiyai,”seru Emanuel.
Ia menyebutkan insiden di Kabupaten Dogiyai pada tanggal 13 Juli 2023 telah menewaskan 3 (tiga) orang warga sipil atas nama Yakobus Pekey (20), Stepanus Pigome (19) dan Yosua Keiya. Selain itu, menurut Tokoh Masyarakat ada 4 (empat) warga yang mengalami tindakan kekerasan yaitu Elipin Tagi (20), Elipin Tagi (20), Sisko Goo (19), dan Amos Pigai (19).
“Berdasarkan jumlah korban meninggal akibat terkena tembakan sebanyak 3 orang serta korban kekerasan sebanyak 4 orang. Selain itu, korban pembacokan sebanyak 1 orang dan adapula aparat keamanan yang terluka serta adanya beberapa rumah yang terbakar,”ungkap Emanuel
LBH Papua menemukan fakta dalam insiden Kabupaten Dogiyai melibatkan masyarakat sipil berhadapan dengan aparat keamanan sehingga berujung pada terjadinya pembacokan masyarakat sipil non Papua serta pembakaran rumah warga di Kabupaten Dogiyai.
Oleh karena itu, kata Emanuel diperlukan Tim Investigasi yang Independen seperti Komnas HAM Republik Indonesia, untuk mendapatkan kejelasan sebab akibat yang memicu terjadinya insiden di Dogiyai.
“Serta memastikan pelaku penembakan yang menewaskan Masyarakan sipil serta pembacokan bahkan juga aparat keamanan yang terluka,”pungkas Emanuel.
Sementara itu, Kepolisian memastikan kondisi di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah sudah kondusif setelah terjadi kerusuhan. “Situasi di wilayah hukum Polres Dogiyai pasca kejadian berangsur kondusif,” jelas Kapolres Dogiyai, Kompol Sarraju,SH, Senin (17/7/23).
Kapolres pun meminta kepada seluruh warga dan masyarakat agar bersama-sama menjaga Kamtibmas dengan melakukan tindakan kriminal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, termasuk tidak terprovokasi dengan isu-isu yang belum tentu kebenarannya.
“Dan kepada warga yang berada di luar Kabupaten Dogiyai untuk tidak melakukan provokasi terhadap warga dengan menyebarkan isu-isu yang belum tentu kebenarannya,” jelasnya lebih lanjut.
Kapolres juga mengungkap pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat pasca kerusuhan tersebut pada Sabtu (15/7/23) lalu. Bupati Dogiyai Petrus Agapa turut hadir dalam pertemuan tersebut.(RED/RL)