JAYAPURA | Dalam rangka memperingati Hari Bakti Rimbawan ke-40, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua bersama Environmental Department PT. Freeport Indonesia melepasliarkan 20 satwa dilindungi ke habitat alaminya. Lepas liar berlangsung pada Rabu (15/3) di Hutan Kuala Kencana, Kabupaten Mimika.
Adapun satwa-satwa yang dilepasliarkan terdiri atas 3 ekor nuri kelam (Pseudeos fuscata), 15 ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), 1 ekor julang papua (Rhyticeros plicatus), dan 1 ekor ular tanah (Stegonotus sp.).
Satwa-satwa tersebut berasal dari pengamanan petugas di Bandar Udara Mozes Kilangin pada September 2022, penyerahan dari masyarakat Timika pada Juli 2022, dan penyerahan dari karyawan PT. Freeport Indonesia pada Maret 2023.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Timika, Bambang H. Lakuy, menyampaikan bahwa semua satwa telah menjalani proses habituasi di kandang transit Environmental Department PT. Freeport Indonesia. “Perilaku satwa sudah kami pantau dengan saksama, dan kami nyatakan siap dilepasliarkan. Selain itu, semua satwa juga menjalani proses pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika,” kata Bambang.
Lebih lanjut, Bambang menyatakan bahwa kegiatan pelepasliaran satwa ini melibatkan berbagai pihak, antara lain, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, Cabang Dinas Kehutanan Kabupaten Mimika, Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Wilayah VI Mimika, SPTN I Timika Balai Taman Nasional Lorentz, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Timika, Pemerintah Kelurahan Kuala Kencana, dan segenap penggiat lingkungan di Kabupaten Mimika.
Sementara itu, Kepala Balai Besar KSDA Papua, A.G. Martana, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan pelepasliaran satwa ini. “Banyak pihak yang telah berperan besar dalam menjaga satwa liar milik negara. Kami berharap sinergitas ini terus terbangun dan semakin baik ke depannya,” ungkap Martana.
Pada kesempatan yang sama, Martana juga menyampaikan bahwa Hari Bakti Rimbawan seyogianya menjadi momentum untuk meningkatkan semangat para rimbawan di seluruh Tanah Papua. Rimbawan perlu memahami esensi rasa bakti terhadap negara, yang semestinya dilakukan sepanjang hayat, bukan hanya pada saat peringatan Hari Bakti Rimbawan saja.
“Harapan kami, para rimbawan Papua dapat lebih kuat lagi menyatukan tekad, juga lebih meningkatkan kinerja dalam menjaga alam Papua agar tetap lestari sehingga dapat dinikmati anak cucuk kelak,” pungkas Martana.(BEL/RLS)