GRESIK | Penjabat Gubernur, Dr. Ribka Haluk didampingi sejumlah Pejabat dilingkungan Pemprov Papua Tengah, Sabtu (15/6/2024) melihat langsung pengoperasian Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik Jawa Timur.
Kedatangan Gubernur Ribka dan Rombongan disambut oleh Wakil Presiden Direktur PTFI, Jenpino Ngabdi.
Jenpino Ngabdi menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan serta dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Papua Tengah.
Dia menegaskan komitmen PTFI untuk terus bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengembangkan industri pertambangan yang memberikan manfaat bagi masyarakat Papua dan Indonesia pada umumnya.
Gubernur Ribka dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa smelter tersebut merupakan kebanggaan bagi masyarakat Papua bahwa konsentrat tembaga dari kawasan Tembagapura, Papua Tengah sekarang mampu berlayar hingga Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang diharapkan mendukung program hilirisasi pemerintah. Timika, merupakan daerah penghasil konsentrat tembaga, sementara Kabupaten Gresik dipilih sebagai lokasi untuk pengolahan konsentrat tersebut.
“Wilayah pertambangan Freeport di Timika berada di Provinsi Papua Tengah, maka bagaimana kita membangun kerja sama dan kolaborasi bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah seperti pengangguran, kemiskinan ekstrem, dan penanggulangan stunting,” kata Ribka.
Dalam pertemuan dengan Director & EVP Sustainable Development PTFI, Claus Wamafma, dan jajaran PTFI di Smelter PTFI Gresik, Jawa Timur, Gubernur Ribka Haluk menekankan bahwa Papua Tengah memiliki kepentingan besar untuk membangun sinergi dengan PTFI, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah tersebut.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden untuk menangani isu-isu penting seperti kemiskinan ekstrem, stunting dan pengangguran di Papua Tengah.”Ibu berharap, Freeport bisa memperhatikan SDM di Papua Tengah khususnya mereka yang masih menganggur,” ujarnya.
Gubernur juga mengungkapkan keinginannya agar PTFI memberikan kesempatan kerja kepada anak-anak asli Papua, khususnya di Smelter. Ia berharap PTFI dapat menyediakan kuota khusus bagi tenaga kerja lokal yang masih menganggur.
Director & EVP Sustainable Development PTFI, Claus Wamafma, menjelaskan bahwa PTFI terus berupaya menciptakan SDM berkualitas dari anak-anak Papua, salah satunya melalui Nemangkawi Mining Institute, yang saat ini 80% pesertanya adalah anak Papua.
“Untuk beberapa pekerjaan yang general itu bisa (direkrut), tetapi untuk yang spesifik seperti electrician, metalurgi, mechanicals, itu memang prosesnya harus panjang. Itu menjadi bagian yang akan terus kita diskusikan ke depannya,” tandas Wamafma.
Smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, telah menyelesaikan persiapannya untuk memulai operasi pada bulan Juni 2024.
Smelter PTFI saat ini sedang dalam proses commissioning untuk memastikan bahwa semua peralatan dan sistem berfungsi sesuai dengan rencana. Smelter ini dijadwalkan memulai tahap produksi pada bulan Agustus dan diharapkan mencapai kapasitas penuhnya pada akhir Desember 2024.
Dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton, Smelter PTFI mampu memurnikan konsentrat tembaga. Selain menghasilkan katoda tembaga, smelter ini juga memproduksi lumpur anoda yang akan dimurnikan di Precious Metal Refinery (PMR) untuk menghasilkan emas, perak batangan, serta Platinum Group Metals (PGM).
Hingga akhir Mei 2024, investasi untuk pembangunan smelter ini mencapai 3,67 miliar dolar AS atau sekitar Rp 58 triliun. Diharapkan bahwa Smelter PTFI akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi industri pertambangan di Indonesia.
Editor | SIMSON RUMAINUM