JAYAPURA | Masyarakat Papua mengharapkan keberlanjutan program-program baik yang telah dilaksanakan selama periode Pemerintahan Presiden Joko Widodo, terutama yang bersentuhan langsung dengan pembangunan sumber daya manusia. Melalui berbagai program dari pemerintah tersebut, dapat membawa generasi muda Papua menuju Indonesia Emas 2045.
Marani, guru sekaligus orangtua dari penerima beasiswa ADiK, merasakan manfaat dari program beasiswa afirmasi yang diberikan pemerintah kepada anaknya. Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan pemerintah putrinya dapat mengenyam pendidikan tinggi.
“Harapannya program beasiswa seperti ini bisa terus dilanjutkan, dan masukannya semoga ada pendampingan agar anak-anak Papua bisa bersaing dalam dunia pekerjaan,” ungkap Marani dalam kegiatan Kantor Staf Presiden Mendengar di Kota Jayapura, Papua, Kamis (30/5).
Tidak hanya itu, program pemerintah Dana Indonesiana yang dikelola Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga dirasakan oleh komunitas kreatif dan kebudayaan yang ada di Jayapura.
Pada tahun 2023, total penerima Dana Indonesiana mencapai 209 orang/kelompok yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Khusus untuk wilayah Papua, terdapat 5 proposal yang lulus dari Kota Jayapura, salah satunya diterima oleh komunitas kreatif anak muda Papua, Indonesia Art Movement.
Ilham Murda, Presiden Indonesia Art Movement mengatakan komunitasnya sangat terbantu dengan adanya Dana Indonesiana. Ia menyebutkan melalui bantuan tersebut, saat ini ruang inisiatif di bidang seni kebudayaan dapat berkembang di Kota Jayapura, salah satunya digunakan untuk memberikan pelatihan seni, kebudayaan, produksi karya hingga distribusi karya.
“Kami bisa sustain selama ini salah satunya berkat pemerintah. Sebagai masyarakat yang tumbuh besar di Jayapura, kami punya keinginan membangun tanah ini dengan cara kami, yaitu melalui seni kebudayaan,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden, Theofransus Litaay, menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan penerus generasi bangsa harus dilakukan secara holistik dan integratif, baik itu dari Pemerintah Pusat dan juga Pemerintah Daerah.
Menuju 10 tahun terakhir Pemerintahan Presiden Joko Widodo, pembahasan mengenai pembangunan Papua di bidang SDM dan infrastruktur tidak hanya diturunkan sebagai kebijakan tetapi juga diimplementasikan.
“Pembangunan utama itu ada di pembangunan manusia, itu yg juga jadi tantangan kita. Partisipasi dari warga itu sangat menentukan dan itu yang paling penting,” tegas Theo dalam press release KSP, Kamis.
Theo menambahkan, tentunya pembangunan di Papua diharapkan menjadi legacy Presiden yang tidak hanya representasi semata, tetapi memberikan dampak yang signifikan di sendi-sendi kehidupan masyarakat Papua. Yakni, termasuk pada bidang infrastruktur seperti PON Papua, Jembatan Youtefa, hingga Pos Lintas Perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
“Kita harus pahami bahwa di Papua itu ada pembangunan dan harus menyentuh diri mereka (masyarakat), oleh karena itu perlu dorongan ke Pemda untuk terus mendukung warganya,” sambung Theo.
Program KSP Mendengar bertemakan “10 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo” yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai komunitas masyarakat adat di Papua, akademisi, alumni dan orangtua penerima beasiswa ADiK dan ADEM, serta komunitas anak muda kreatif Papua.
Melalui kegiatan ini, KSP ingin mendengar dampak-dampak yang dirasakan masyarakat Papua terhadap program pemerintah di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. “Kita sedang gerak ke arah globalisasi dengan berbagai tantangan, dimana itu semua memang suatu realitas pembangunan untuk mensejahterakan hidup kita,” pungkas Theo.
Editor | RED | ROL