JAKARTA | Hasil rontgen yang dilakukan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta menemukan pendarahan di rongga kepala sebelah kiri mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe,SIP,MH.
Foto rontgen merupakan prosedur pemeriksaan menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik atau sinar-X untuk menampilkan gambar bagian dalam kepala Lukas Enembe yang dilakukan RSPAD, setelah mantan Gubernur Papua itu terjatuh di kamar mandi rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (06/10/2023).
“Dari penjelasan dokter ahli syaraf, dr Tannov Siregar, ada pendarahan, ada cairan darah sedikit di rongga otak kepala sebelah kiri Pak Lukas,”ungkap Kuasa hukum Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona kepada PAPUA TIMES, Sabtu (07/10/2023).
Petrus mengatakan hasil rontgen terhadap Enembe dipaparkan dr Tannov kepada dirinya dan rekan pengacara yakni Antonius Eko Nugroho, Cosmas Refra dan Cyprus A Tatali serta keluarga yang diwakili Elius Enembe.
Karena ada pendarahan, meski hanya sedikit tapi menimbulkan masalah di otaknya. Diagnosa dokter menyebutkan masalah di otak Enembe berpotensi menyebabkan stroke berulang. “Apalagi Pak Lukas sudah mengalami 4 kali stroke,”ujar Petrus.
“Karena itu, saya dan rekan saya, Antonius Eko Nugroho, Cosmas Refra dan Cyprus A. Tatali standby terus di UGD rumah sakit, sampai Pak Lukas dapat kamar. Karena dokter ahli syaraf, sudah menyarankan ke keluarga Pak Lukas agar Pak Lukas dirawat inap,”ungkapnya.
Dokter menyarankan agar Lukas dirawat inap di ruang inap khusus pasien stroke. Dimana ada monitor dan tim medis khusus yang mengawasi Lukas Enembe selama 24 jam dan ditangani perawat-perawat yang ahli dalam menangani pasien stroke.
“Menurut dokter, pasien dengan pendarahan kepala seperti itu, harus diawasi secara ketat atau dimonitoring, untuk diawasi selama 24 jam denyut nadi, tekanan darah dan nafasnya,” kata Petrus.
Monitoring dilakukan agar tidak terjadi hal yang membahayakan jiwa Lukas Enembe karena tim dokter yang selama ini merawatnya tetap dilibatkan sebagai tim visit.(RED/BEL)