NABIRE | Proyek pembangunan Bandar Udara (Bandara) baru Douw Aturere di Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) Presiden Joko Widodo telah rampung dari sisi udara maupun sisi darat.
Pembangunan sisi udara meliputi run way (landasan pacu) apron parkir pesawat. Sedangkan sisi darat mencakup terminal penumpang, gudang kargo, bangunan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK), gedung genset, bangunan administrasi/perkantoran dan parkir kendaraan.
“Pembangunan bandara baru Nabire telah rampung baik dari sisi udara maupun darat,”ungkap Setyani Mahendra,S.IP, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas II Nabire.
Terkait sarana dan prasarana pendukung lainnya, Setyani mengatakan untuk sarana air bersih, jaringan listrik dan telekomunikasi saat ini masih dalam instalasi.
“Mengenai sarana prasarana pendukung (air bersih,PLN,Telkom) secara fisik memang terlihat sudah mulai instalasi ke arah bandara baru Tapi kalau progres pekerjaannya, kami pihak bandara tidak mengetahui secara pasti (memberikan keterangan) karena itu menjadi tanggung jawab Pemda (Pemkab Nabire dan Pemprov Papua Tengah),”ungkapnya.
Sedangkan pembangunan jalan sepanjang 5,6 Km yang menghubungkan jalan nasional ke Bandara tersebut sedang berlangsung.
Sementara itu, PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik di Bandar Udara Baru Nabire, Provinsi Papua Tengah. Sejumlah infrastruktur jaringan telah selesai dibangun, agar kegiatan operasional bandara yang direncanakan dibuka pada Bulan Oktober 2023 tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Nabire, Parmonangan Andreas Sitorus menjelaskan bahwa PLN telah siap melistriki bandara Bandara Baru Nabire yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Pembangunan insfrastruktur jaringan yang sudah dimulai sejak Bulan Maret 2023 kini selesai dibangun dan sudah masuk tahap energize tegangan.
“Pada prinsipnya kami telah siap untuk mengalirkan listrik. Pembangunan Bandar Udara ini selayaknya perlu untuk didukung penuh karena menjadi salah satu cara pemerataan sosial yang dilakukan oleh pemerintah. Seluruh keandalan sistem ditingkatkan mulai dari sisi pembangkit, transimisi hingga distribusi untuk menunjang operasional bandara kedepannya berjalan lancar,” ungkap Parmonangan dalam keterangan resminya, Jumat (22/9/2023).
Untuk memenuhi kebutuhan listrik 1,1 mega volt ampere (MVA) di bandara yang memiliki landasan pacu berukuran 1.600 meter x 30 meter ini, nantinya akan disuplai oleh sistem Kalibobo yang dialirkan melalui gardu hubung. Selain itu untuk memaksimalkan keandalan, PLN juga membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 19,7 kilometer sirkuit (kms).
“Kami berharap semua prosesnya akan berjalan lancar dan keandalan listriknya bisa dirasakan seterusnya, tidak hanya pada saat peresmian,” tutup Parmonangan.
Secara keseluruhan untuk di Nabire sendiri, memiliki Daya Mampu Pembangkit 35,9 MW. Saat ini tercatat, beban puncak Nabire mencapai 18,8 MW dengan cadangan daya atau reserve margin sebesar 17,1 MW.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan pengembangan Bandara Nabire Baru merupakan relokasi dari Bandara Nabire yang saat ini eksisting disebabkan bandara itu sudah tidak bisa dikembangkan lagi. Bandara tersebut diharapkan rampung dalam tahun ini.
Bandara baru dengan landasan pacu sepanjang 1.600 meter x 30 meter dan dapat didarati pesawat jenis ATR-72 tersebut diharapkan segera diresmikan guna mendukung konektivitas antar daerah di wilayah Papua Tengah melalui moda transportasi udara.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni mengatakan terdapat 19 proyek prioritas pembangunan bandara baru yang ditargetkan dapat diresmikan sebelum 2024 mendatang.
Dari 19 proyek tersebut yang direncanakan dapat diresmikan Presiden, 5 diantaranya berada di Tanah Papua yakni
1. Bandara Nabire, Kabupaten Nabire, Papua Tengah
2. Bandara Siboru, Kabupaten Fakfak, Papua Barat,
3. Terminal Bandara Timika, Papua Tengah
4. Terminal Bandara Mulia, Papua Tengah
5. Terminal Bandara Ewer, Kabupaten Asmat Papua Selatan, telah diresmikan Presiden saat kunjungan ke Kabupaten
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk menegaskan bahwa keberadaan Bandara baru Douw Aturere merupakan salah satu program prioritas yang harus dituntaskan tahun ini.“Bandara ini penting untuk konektivitas di Papua Tengah dan juga memperlancar distribusi logistik serta mobilitas orang,”pungkasnya.(RED/RL)