QUEENSLAND | Gubernur Papua, Lukas Enembe mengirim 6 putra-putri Orang Asli Papua (OAP) masing-masing Elisa Ajamiseba, Immanuel Kubuan, Rachel Jaroseray, Rachel Mansawan, Ribka Ovide, dan Silpa Wasanggai menempuh studi di Aviation Australia dan Technical and Further Education (TAFE) Queensland, Australia.
Mereka dibiayai Gubernur Enembe menggunakan dana Otonomi Khusus (Otsus) melalui program Beasiswa Siswa Unggul Papua (SUP) Vokasi tahun 2020 lalu.
Direktur SAGU Foundation, Papua, Tisha Rumbewas yang saat ini berada di Queensland, Australia, dalam rangka monitoring perkembangan akademik dari keenam putra-putri OAP itu menyebutkan keputusan Pemprov Papua melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSD) mengirimkan siswa OAP ke Aviation Australia dan TAFE adalah keputusan terbaik dan tepat.
Pasalnya, keenam siswa OAP tersebut saat ini mengeyam dan mendalami pendidikan khusus terkait pesawat dan industri penerbangan. Termasuk pemeliharaan pesawat, teknik penerbangan, manajemen bandara, dan bidang-bidang terkait lainnya.
“Ini keputusan tepat dari Pemprov Papua melalui BPSDM Papua. Karena mengirim siswa OAP ke Aviation Australia dan TAFE yang merupakan sekolah terbaik di Australia,”ujar Tisha, Kamis malam, 24 Agustus 2023.
Ia mengatakan selama dua hari berturut 22-23 Agustus 2023, Tim Sagu Foundation bertemu langsung tim akademik serta International Office dari Aviation Australia dan TAFE Queensland. Dari hasil pertemuan itu, dilaporkan perkembangan studi 6 siswa OAP terus meningkat.
“Dalam pertemuan ini, tim akademik serta International Office dari Aviation Australia dan TAFE Queensland dengan SAGU Foundation juga membahas strategi-strategi akademik yang dibutuhkan untuk membantu siswa dalam mencapai kualifikasi internasional,”ujar Tisha yang juga pernah studi di negeri Kangguru itu.
Kata Tisha, SAGU Foundation ditunjuk Pemprov Papua melakukan pembinaan terhadap 6 siswa tersebut sebelum diberangkatkan ke Australia. Pembinaan ini sangat positif ketika mereka beradaptasi di sekolah dan kampus tujuan.
“SAGU Foundation tidak sekedar menyiapkan siswa pra-keberangkatan di Jayapura, tetapi pendampingan bagi siswa terus dilanjutkan bahkan setelah siswa sudah berada di Australia. Ini merupakan salah satu kunci penting keberhasilan siswa, agar dapat menyelesaikan studi tepat waktu, sesuai dengan harapan Pemerintah Provinsi Papua.”
“Semua siswa SAGU Foundation kami dampingi, agar kendala akademik sekecil apapun yang dialami siswa, dapat kami deteksi dini, dan dengan kampus-kampus mereka, kami mengadakan meeting untuk membahas solusi akademik yang dapat ditempuh dan diusahakan siswa,”ujarnya.
Tisha berharap agar Pemprov Papua maupun Pemprov DOB yang nantinya membiayai keenam siswa tersebut memberikan perhatian yang serius sehingga mereka bisa menyelesaikan studi tepat waktu dan bisa kembali ke Tanah Papua untuk pengabdian kepada masyarakat.
“Harapan SAGU Foundation khusus untuk siswa Aviation Australia agar keenam siswa ini terus mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Papua maupun pemerintah provinsi-provinsi DOB, dan saat mereka menyelesaikan studi nanti, akan kembali ke Tanah Papua untuk melayani masyarakat Papua, khususnya daerah-daerah terisolir yang sangat membutuhkan transportasi udara,”tandasnya.
Aviation Australia dan TAFE Queensland memiliki program khusus industri dirgantara. Dan telah melahirkan banyak SDM dan berkarir dengan keahlian khusus di industri penerbangan dunia.(RED/RL)