JAYAPURA | Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kenaikan harga bahan makanan dan minuman memicu inflasi di berbagai kota di Papua.
Kepala BPS Papua Adriana H. Carolina, SE., MM mengatakan tiga kota yang mengalami Inflasi cukup tinggi yakni Merauke sebesar 5,21 persen, Timika sebesar 4,93 persen, dan Jayapura sebesar 2,17 persen.
“Pada Juli 2023, terjadi inflasi sebesar 3,40 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,45. Seluruh kota IHK di Papua mengalami inflasi. di Merauke sebesar 5,21 persen, Timika sebesar 4,93 persen, dan di Jayapura sebesar 2,17 persen,”jelas Carolina didampingi Fungsional Statistisi Madya Intan Selfina N Sinaga, SST, M.Sc, di Jayapura, awal pekan.
Ia menyebutkan penyebab Inflasi dipicu kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,46 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,90 persen; kelompok perlengkapan, peralatan.
Selain itu, Inflasi juga disebabkan kenaikan harga pada kelompok kesehatan sebesar 0,99 persen; kelompok transportasi sebesar 9,49 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,92 persen; kelompok pendidikan sebesar 10,33 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,55 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,40 persen.
Carolina secara spesifik menyebutkan beberapa komoditas yang dominan memberikan andil terjadinya inflasi Juli 2023, antara lain: bensin, beras, rokok kretek filter, biaya akademi/perguruan tinggi, dan rokok putih.
“Sementara Deflasi terjadi di beberapa komoditas dominan yakni minyak goreng, bawang merah, cabai rawit, ikan tongkol, dan daging ayam ras,”tambah Intan Sinaga.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Senin, 01 Agustus 2023 mengatakan secara nasional inflasi di 16 provinsi masih berada di atas level nasional.
Sri Mulyanijuga menyebut inflasi yang masih sangat tinggi, terjadi di kawasan Timur Indonesia disebabkan tarif angkutan. Diantaranya Provinsi Papua Barat 4,3 persen, Papua sebesar 4,1 persen, Maluku sebesar 6,1 persen, Maluku Utara sebesar 5,4 persen, NTT sebesar 4,6 persen dan Sulawesi Selatan sebesar 4,4 persen,
NTP Papua
BPS Papua juga merilis Nilai Tukar Petani (NTP) Bumi Cenderawasih pada Juli 2023 sebesar 100,11 atau naik 0,06 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Menurut Kepala BPS Papua Adriana Helena Carolina, peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,12 persen. Yang mana nilai itu, lebih cepat daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,06 persen.
“Pada bulan Juli 2023, NTP di Provinsi Papua naik sebesar 0,06 persen dengan indeks NTP sebesar 100,11. Nilai ini lebih kecil dari NTP Nasional Juli 2023 sebesar 110,64 yang mana mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen dibanding NTP bulan sebelumnya,”jelasnya.(SON/ROL)