JAKARTA | Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) akan memperingati Hari Koperasi Indonesia (HKI) pada tanggal 12 Juli 2023 mendatang. Puncak acara HKI) tingkat Nasional dirangkai di dua tempat, yaitu di Jayapura dan Jakarta.
Menurut laman Dewan Koperasi Indonesia telah meluncurkan secara resmi logo HKI, yang membawa nuansa Jakarta dan Papua sekaligus. Monas dan replika burung Cendrawasih.
Selain rangkaian acara Puncak di Jakarta, 12 Juli 2023, Hari Koperasi Indonesia akan menggelar acara besar di Papua, 25-30 Juli 2023 berupa pagelaran Budaya Nusantara sebagai sImbol kesatuan Republik Indonesia.
Sarjono Amsan, Sekjen Dekopin memperkirakan pelaksanaan acara Hari Koperasi Indonesia ke-76 skala Nasional di dua tempat ini untuk mendorong pemerataan pertumbuhan dan pengembangan Koperasi di Timur Indonesia.
Karena itu, selain pagelaran budaya dan musik di Jayapura untuk menarik masyarakat untuk mengenal Koperasi di Timur Indonesia, menurut Sarjono Amsan, antusias masyarakat Koperasi di Papua juga cukup tinggi. “Kami berharap, ada kegiatan pendidikan kooerasi di Papua sebagai rangkaian dari hari Koperasi ini,” Ujar Kletus Wetipo, Wakil Ketua Hari Koperasi Indonesia.
Hari Koperasi Indonesia (HKI) atau dikenal dengan Hari Koperasi Nasional diperingati (Harkopnas) setiap tanggal 12 Juli. Peringatan ini dibuat sebagai bentuk penghormatan terhadap peran koperasi dalam membangun ekonomi di Indonesia.
koperasi pertama di Indonesia didirikan pada akhir tahun 1886, tepatnya pada tanggal 16 Desember. Bermula ketika R. Aria Wiraatmadja Patih Purwokerto mendirikan Hulp en Spaarbank.
Koperasi pertama di Indonesia tersebut didirikan dengan tujuan menolong kaum priyai dari lintah darat. Selain itu, koperasi ini juga bermaksud mendukung kegiatan industri tenun lokal.
Upaya R. Aria Wiraatmadja mendapat dukungan dari pejabat pemerintahan kolonial. Kemudian, koperasi tersebut mulai digiatkan dan ditempatkan sebagai bagian dari pelaksanaan politik etis.
Gerakan koperasi sebagai pergerakan rakyat mulai muncul pada tahun 1908. Inisiatif ini diprakarsai oleh Boedi Oetomo dan ditandai dengan pendirian koperasi rumah tangga.
Pada tahun 1913, Sarekat Dagang Islam memperkuat semangat berkoperasi di antara para pedagang dan pengusaha tekstil pribumi. Lalu, pada tahun 1927, kelompok Studie Club (Persatuan Bangsa Indonesia) menghidupkan kembali gerakan koperasi sebagai sarana untuk pendidikan ekonomi rakyat dan nasionalisme kebangsaan.
Setelah Indonesia merdeka, berbagai gerakan koperasi yang tersebar akhirnya berhasil digabungkan. Meskipun dalam situasi yang menekan, masyarakat koperasi tetap mengadakan Kongres Gerakan Koperasi Pertama di Tasikmalaya pada tanggal 12 Juli 1947.
Acara ini dihadiri oleh 500 delegasi dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Kongres bersejarah ini menetapkan 10 keputusan, yaitu:
Membentuk SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia) di Tasikmalaya.Koperasi Indonesia berasaskan gotong-royong. Menetapkan Peraturan Dasar SOKRI.
Pengurus SOKRI disusun secara Presidium dengan menetapkan Niti Sumantri ketua yang diserahi kewajiban untuk menyusun Badan Pekerja serta segala sesuatu yang berhubungan dengan keputusan Kongres.
Kemakmuran rakyat harus dilaksanakan berdasarkan pasal 33 UUD 1945 dengan koperasi rakyat dan koperasi ekonomi sebagai pelaksana. Mendirikan Bank Sentral Koperasi.
Ditetapkan pembentukan Koperasi Rakyat Desa yang menangani usaha kredit, konsumsi dan produksi dengan pernyataan bahwa Koperasi Rakyat Desa harus dijadikan dasar susunan SOKRI.
Memperhebat dan memperluas pendidikan koperasi rakyat di kalangan masyarakat.Distribusi barang-barang penting harus diselenggarakan oleh koperasi.
Memutuskan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi yang setiap tahun harus diperingati.Selanjutnya pada tahun 1968, SOKRI berganti nama menjadi Dewan Koperasi Indonesia atau disingkat DEKOPIN. Menurut Pasal 57 UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992, DEKOPIN adalah lembaga tunggal gerakan koperasi Indonesia.
Editor | TIM