JAYAPURA | Gubernur Papua, Lukas Enembe,SIP,MH, Minggu, 30 Oktober 2022, menjalani pemeriksaan kesehatan di kediammanya yang berada Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Jayapura, oleh tiga dokter spesialis asal Rumah Sakit (RS) Mount Elisabeth Singapura.
Tiga dokter spesialis yang memerika Gubernur Enembe itu adalah dr. Fransisko ahli ginjal asal Mexico, dr Ahmad Takur ahli neurologis dan syaraf, dr Patrick Chan ahli hati dan jantung, serta suster perawat Mardiana RS Mount Elisabeth.
Dokter pribadi Lukas Enembe, dr Anton Mote mengatakan pemeriksaan pada Minggu ini, merupakan pemeriksaan lanjutan.
“Nanti akan ada pemeriksaan lanjutan karena Pak Gub masih dalam perawatan. Jadi bukan check up, mustinya, perawatan ini rutin dilakukan tiap hari, diobservasi oleh masing masing bidang, jantung, syaraf, ginjal tiap hari. Kalau pemeriksaan, dengan dokternya, yang datang seperti ini, sangat tidak efektif, harusnya langsung di fasilitas kesehatan,” tukas Anton.
Dari hasil pemeriksaan dokter Singapura, untuk pengobatan penyakit stroke yang sudah empat kali dialami Lukas Enembe, perlu dilakukan fisioterapi. “Dan tetap perlu rujukan MRI,” ujar Anton.
Sedangkan untuk penyakit ginjalnya, perlu dilakukan crosscheck darah kembali. “Untuk penyakit jantungnya, perlu diobservasi obat kembali,” tukas Anton.
Ditambahkannya, usai diperiksa, Lukas Enembe, disuntik untuk menurunkan kadar kolesterolnya dan diberi resep penambahan obat. Dijelaskannya, dokter Singapura juga memita ada penambahan ahli gizi untuk memantau konsumsi makanan Pak Gub. Ketika diperiksa pun, tensi darah Lukas Enembe terhitung tinggi, 190.
Kepala Instalasi Gawat Darurat RSUD Dok Dua, Jayapura, Gabriel Matine mengatakan sebelum dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis Singapura, pihaknya telah mengambil darah Lukas Enembe dan mengaktifkan alat-alat medis yang ada kediaman Gubernur.
“Sudah diambil darahnya (Lukas Enembe) dan sampel darah sudah dibawa ke rumah sakit, untuk diperiksa, sedangkan hasilnya baru ketahuan pada sore hari,” kata Gabriel.
Selain darah, dicek juga rekam jantung, dan urine dari Gubernur. “Untuk pemeriksaan urine, tadi agak lama, mungkin karena Pak Gubernur kurang minum air putih,” tukas Gabriel.
Ditambahkannya, untuk pemeriksaan darah, tercatat sudah tiga kali Gubernur diambil darah. Terlihat di samping tempat tidur Gubernur, alat seperti Devebilator, untuk pasien gagal jantung, alat rekam irama jantung, BCD monitor untuk mengukur tensi O2, dan irama jantung serta alat oksigen portable.
Anggota THAGP, Petrus Bala Pattyona, S.H., M.H., mengatakan, ada lima anggota tim hukum yang mendampingi Lukas Enembe, mereka adalah Stefanus Roy Rening, Petrus Bala Pattyona, Aloysius Renwarin, dan Petrus Jaru serta Antonius Eko Nugroho.
“Kedatangan kami untuk menyaksikan pemeriksaan kesehatan dan mendampingi Pak Gub,” ujar Petrus. Ditambahkannya, pihaknya masih menunggu kedatangan tim dokter IDI dan dokter KPK.
Sementara itu, menurut Aloysius Renwarin, pihak keluarga Lukas Enembe dan masyarakat menunggu kedatangan KPK ke kediaman Gubernur. “Kami masih terus menunggu kedatangan mereka (KPK). Keluarga kooperatif,” ujar Aloysius.
Seperti diketahui, Gubernur Papua, telah dijadikan tersangka dalam Kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi berupa Penerimaan hadiah atau janji Lukas Enembe selaku Gubernur Papua Periode 2013 – 2018 dan 2018 – 2023 terkait pekerjaan atau proyek yang bersumber dari APBD Provinsi Papua.
Dan untuk saat ini, penyidik KPK telah memanggil Lukas Enembde, namun Gubernur Papua, berhalangan hadir karena masih sakit.(BEL/RL)