JAYAPURA | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua kini melirik pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) karena dinilai berpotensi menghasilkan tenaga listrik dalam jumlah besar.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua, Fred James Boray mengatakan dengan energi listrik yang memadai akan berdampak pada tumbuhnya industri.
Saat ini, Pemrov Papua tengah menjajaki kerjasama dengan pemerintah Australia untuk mengembangkan potensi energi hidrogen dan amonia sebagai bahan bakar masa depan. Kerjasama pengembangan energi akan dilakukan di Kabupaten Deiyai.
“Untuk mengembangkan potensi EBT di Papua ini butuh kesiapan Pemda dan kesiapan masyarakat adat setempat juga. Sehingga kita bisa masuk dalam dunia investasi modern, karena kalau tidak kita akan tetap berlambat-lambat terus selama kita tidak membuka diri,” kata James di Jayapura, Selasa (21/6/2022).
Menurutnya, inovasi Energi Baru Terbarukan harus mulai ditempuh guna mendatangkan investasi dan pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat.
Kendati melirik potensi EBT, lanjut James, Dinas ESDM Papua masih tetap mengembangkan pemanfaatan sumber energi belum terbarukan di sungai Baliem, Kabupaten Jayawijaya untuk mendorong Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala Industri.
Saat ini, proses pembangunan PLTA di Jayawijaya masih dalam tahap penelitian. Namun diperkirakan pemanfaatan sumber energi ini dapat menghasilkan listrik berkapasitas 50 hingga 100 megawatt.
“Intinya sekarang lagi penelitian. Kita nanti lihat hasilnya seperti apa, tapi perkirakan kami sekitar 50 sampai 100 megawatt. Bisalah untuk satu industri bertumbuh dulu disana,” tuturnya.
Selain PLTA, Pemprov Papua juga mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa daerah untuk melayani kebutuhan penerangan di kampung-kampung.
“Yang mana menurut data pada saat ini, total sudah ada 24 kampung di Kabupaten Tolikara, Yahukimo dan Waropen, telah jalan pengembangan PLTS-nya,” tutupnya.(END/BEL)