JAYAPURA | Momentum Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua menggeser paradigma tentang perlakuan terhadap penyandang disabilitas dari belas kasihan menjadi berbasiskan hak.
Hal itu, sangat menggugah rasa kemanusiaan antar penduduk di seluruh pelosok tanah air ke depan, bahwa semua orang dilahirkan dalam kondisi yang setara.
“Bagaimana mengubah paradigma yang tadinya memperlakukan penyandang disabilitas dengan belas kasihan atau charity menjadi paradigma berbasis hak,” ujar Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pertahanan, dan Hak Asasi Manusia Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani, Selasa (2/11/2021) di Jayapura.
Menurut dia, Peparnas berpotensi mengatasi permasalahan yang menyumbat pergeseran paradigma di atas menjadi terwujud. Karena, kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pesta olahraga bagi para penyandang disabilitas ini bisa modal kuat dalam membuka berbagai kendala yang menghambat terjadinya pergeseran paradigma dari belas kasihan menjadi berbasiskan hak.
Hal ini akan membuka aksesibilitas terhadap hambatan-hambatan yang menghalangi terwujudnya perubahan paradigma tersebut. Sehingga, selesainya kegiatan Peparnas Papua ini para penyandang disabilitas, di masa mendatang dapat diperlakukan setara dengan warga non disabilitas dari berbagai aspek.
“Menggedor sisi-sisi kemanusiaan kita, agar kita setara memperlakukan orang lain dengan penuh hormat,” katanya.
Secara konkret yang dimaksud dari ajang ini mengentaskan sumbatan kendala dari para penyandang disabilitas untuk diperlakukan berbasis hak, adalah melalui pembangunan infrastruktur pelengkap yang memudahkan kaum disabilitas mobilisasi ke berbagai tempat.
Dengan begitu, kaum disabilitas lebih mandiri mengurus dirinya dari satu tempat ke tempat lain. Kemudian, para relawan dapat berlatih memperlakukan para penyandang disabilitas dengan penuh rasa kesabaran.
Dengan memperlakukan hal itu, tentunya sudah melakukan perubahan paradigma yang sebelumnya hanya berbasis belas kasihan menjadi berbasiskan hak.
Apabila, hal ini mampu dilakukan dengan sepenuhnya, maka bisa masuk dalam kategori implementasi nilai kesetaraan sudah dilakukan dengan benar.
“Bisa dibilang memulai langkah-langkah untuk penyandang disabilitas ini untuk menjadi lebih baik ke depannya,” imbuhnya.
Betapa pentingnya hal ini, lanjut dia, maka penyelenggaraan Peparnas harus setara dengan penyelenggaraan ajang olahraga nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar beberapa waktu yang lalu.
Sehingga, pesan tentang perubahan paradigma kesetaraan itu dapat menjangkau setiap individu yang berada di berbagai berbagai pelosok tanah air.
Oleh karena itu, KSP melakukan serangkaian pengawasan yang ketat semenjak tahap perencanaan. Di mulai dari tahap itu, pihaknya melakukan serangkaian pengawasan pada setiap perkembangannya pada tahap akhir, agar ajang ini dapat menggaung keras di kuping setiap individu masyarakat di tanah air.
Secara konsisten, pihaknya akan mengandeng seluruh instansi pemerintah yang terkait dengan penyelenggaraan ajang olahraga ini. Sebagai bentuk upaya memastikan hal ini berjalan dengan lancar. “Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam memastikan suksesnya Peparnas,” pungkasnya. (INF/TIM)