MALANG | Sub Direktorat Kesejahteraan dan Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Rabu pekan lalu (25/10/2023) menggelar Seminar Nasional Pendidikan Untuk Kebangsaan dengan tema “Peran Mahasiswa dan Pemuda Papua Serta Perguruan Tinggi Dalam Pembangunan SDM Papua”.
Wakil Rektor III UB, Dr Setiawan Noerdajasakti, SH.,MH dalam sambutannya mengatakan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua diperlukan kerjasama dari 3 pihak, yakni pemerintah, perguruan tinggi dan mahasiswa itu sendiri.
Setiawan menyampaikan saat ini mahasiswa asal Papua yang sedang menempuh pendidikan di UB dan di Malang Raya sekitar 350 orang. “Mereka berasal dari 6 Propinsi di Papua yang menempuh studi di berbagai Prodi,”ungkapnya dikutip laman resmi UB.
Hadir sebagai narasumber dalam seminar terserbut antara lain Dionisius Way, S.Sos., MM Asisten III Propinsi Papua Selatan dan Theofransus Litaay, SH, LLM, Ph.D Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ketua Bidang Pemantauan Program Prioritas Nasional Kawasan Timur Indonesia, Kedeputian V KSP.
Litaay menyampaikan bahwa Papua merupakan satu-satunya wilayah yang masuk di program prioritas Presiden. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah mengembangkan Papua.
Disampaikannya, Indonesia telah menandatangani Kerjasama dengan Papua Nugini. Kerjasama ini menjadikan Papua sebagai halaman depan Indonesia. “Jika halaman depan berarti harus bagus, harus maju,”ujarnya di Gedung Widyaloka, Rabu (25/10/2023).
Selain itu kondisi Papua yang sekarang ini mengalami bonus demografi yang menyebabkan banyaknya jumlah anak muda menjadi tantangan bagi Papua. Ini bisa menjadi kekuatan tapi juga kelemahan yang akhirnya menjadi beban negara.
“Bisa menjadi kekuatan dengan pendidikan. Jangan pernah merasa kalau sekolah itu harus kaya karena sekolah itu perjuangan untuk diri sendiri dan sesame,” katanya di hadapan mahasiswa Papua dari berbagai universitas se – Malang Raya.
Ia meminta mahasiswa dan pemuda Papua yang bisa sekolah dengan program beasiswa ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) atau ADIK (Afirmasi Pendidikan Tinggi) untuk bersyukur karena kesempatan sekolah hanya dimiliki 30 persen dari masyarakat Indonesia
Sementara itu, Asisten III Setda Provinsi Papua Selatan, Dionisius Way, S.Sos., MM memotivasi agar mahasiswa yang pulang ke daerah, jangan diam saja “Apa yang bisa kita buat, jangan jadi pemberontak. Tapi beri masukan untuk pemerintah. Jangan ketika diberi kepercayaan digunakan untuk kepentingan pribadi,” tuturnya.
Ia juga berharap mahasiswa yang pulang jangan hanya berharap jadi pegawai, jadilah pengusaha.
Moderator seminar ini adalah Arie Ferdinand Waropen, Ketua Umum Solideritas Generasi Muda-Papua menyampaikan anak muda Papua jangan hanya terbatas bekerja di Papua.
Mereka harus membuktikan kalau bisa bersaing dengan wilayah lainnya. “Kita mendapat tempat bukan hanya karena identitas Papua tapi karena memang kita mampu,” ujar alumni Fakultas Kedokteran UB ini.(BEL/RL)